Sakit, Pelajaran Sebelum Ramadan

Share:
Gak bisa dipungkiri kalau tempat yang akhir-akhir ini sering aku kunjungi selain rumah dan kantor adalah Rumah Sakit. Oke, sebelum kamu bertanya-tanya siapa yang sakit, biar aku klarifikasi bahwa yang sedang sakit adalah aku sendiri. *Mendadak sendu*


Semua berawal dari badan yang sejak beberapa bulan lalu terasa gak enak banget, akhirnya aku memutuskan untuk berobat ke puskesmas terdekat. Karena keluhan yang lumayan serius, sang dokter memberi surat rujukan untuk melanjutkan pengobatan di rumah sakit. Rumah sakit yang kali ini aku pilih adalah RSUD Pasar Minggu, Rumah Sakit yang baru diresmikan PemProv DKI Jakarta Desember tahun 2015 lalu. Kenapa memilih rumah sakit ini? Alasannya simpel, karena hanya rumah sakit ini (selain RS. Zahirah) yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah.

Kenapa gak pilih RS. Zahirah aja? Ahh, aku punya pengalaman yang begitu menyakitkan dengan rumah sakit itu. Mungkin next akan aku tulis di blog. Wkwkkw....

Tanggal 23 Mei 2016, aku inget banget ini adalah tanggal jadian sama mantan yang pertama, Ehsalah. Maksudnya, tanggal 23 Mei 2016, aku pun memutuskan untuk datang ke rumah sakit dan konsultasi dengan dokter tentang apa yang selama ini aku rasakan. Dipertemuan pertama itu, dokter langsung menyuruhku untuk periksa darah untuk mengetahui lebih jauh keadaan tubuhku. Nah, sebelum hasil cek darah keluar, dokter memberikan obat untuk mengurangi rasa mual, nyeri di perut dan pusing.

Keesokan harinya, 24 Mei 2016 aku kembali ke RS. Setelah mengambil hasil darah di Labolatorium, aku kembali menemui dokter untuk menunjukan hasil Lab, dan hasilnya, dokter bilang aku positif kena tifus atau yang biasa sering kita sebut penyakit tipes.

Tifus (tipes) atau demam tifoid terjadi karena infeksi bakteri Salmonella typhi. Gejala yang aku alami adalah sakit perut dan sempat demam selama 3 hari. Penyebabnya ini karena mengkonsumsi makanan yang salah. Hem...

Ketika dinyatakan sakit tipes, kebanyakan orang menjalani perawatan rawat inap di rumah sakit. Tapi aku enggak, dokter hanya memberi obat untuk aku konsumsi sampai habis. Nah, kalau 3-5 hari gak ada perubahan, aku harus menjalani perawatan intensif. Jadi, yang dirawat inap itu karena kondisinya benar-benar butuh kasih sayang perawatan yang ekstra. Alhamdulillah, kondisiku tidak terlalu drop.

Setelah mengambil obat di apotek, aku segera pulang ke rumah untuk istirahat.

Dalam keadaan sakit, tubuh benar-benar harus banyak istirahat. Terlebih jika sakit tipes. Banyak hal yang perlu diperhatikan. Tidak boleh mengkonsumsi yang berserat tinggi dulu, makan makanan yang mudah dicerna, banyak minum air putih, istirahat total, dan gak boleh banyak gerak, apalagi mikirin banyak mantan,

Sesampainya di rumah, aku mulai mengkonsumsi obat yang tadi diberikan dokter. Namun ada yang tidak beres. Setelah minum obat, aku langsung merasa mual dan pusing yang teramat sangat. Pun ketika mengkonsumsi yang kedua kali (malamnya), aku masih merasakan hal yang sama setelah minum obat. Karena takut kenapa-kenapa, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti minum obatnya.

Teringat pesan dokter yang bilang kalau ada apa-apa, langsung ke UGD saja, keesokan harinya, 25 Mei 2016, aku kembali ke RS dan langsung ke UGD. Seorang perawat laki-laki menghampiriku ketika aku masuk ke dalam ruangan. Kuceritakan apa yang aku rasakan serta memberikannya hasil tes darah dan obat-obatan yang diberikan dokter. Lelaki itu langsung menyuruhku berbaring di tempat tidur dan melakukan tindakan dengan tes suhu tubuh dan mencek tensi.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter wanita menghampiriku dan mulai memeriksa. Dokter itu bilang, kemungkinan mual dan pusing ini disebabkan dari makanan yang aku makan. Karena obat yang diberikan Poli Pd sudah benar. Aku diharuskan tetap mengkonsumsi obat tersebut hingga habis, dan lihat perubahannya 3 hari kedepan. Karena obat tersebut bereaksi sekitar 3 hari. Dokter UGD juga menambah beberapa obat untuk aku minum. Hffffffffff...............

Jika 3 hari tidak ada perubahan, aku harus segera datang ke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: RSUD Pasar Minggu, Antara Canggih dan Perlu Perbaikan lagi

Setelah rutin minum obat, menjaga pola makanan, istirahat total, dan tentu saja gak putus berdoa, alhamdulillah, keadaanku berangsur membaik. Meskipun kadang masih suka nyeri-nyeri.

Tibalah saat untuk check up. 30 Mei 2016, aku kembali ke RS untuk menemui dokter. Dan betapa terkejutnya aku, dokter menyarankan untuk USG. DUh.................

Jujur, aku deg-degan. Pikiran sudah tidak karuan. Bagaiamana kalau hasilnya begini, bagaimana kalau hasilnya begitu. Tapi....... "Tenang, Nur. Semuanya akan baik-baik saja." mencoba menenangkan diri sendiri.


2 Juni 2016. Kamis pagi, aku dijadwalkan untuk USG. Ohiya, sebelum USG, pasien harus berpuasa selama 6 jam. Nah, 1 jam sebelum USG, pasien harus minum air mineral sebanyak 3 Gelas. Proses USG gak memakan waktu lama. Seingatku gak sampai 1 jam. Usai USG, aku juga bisa langsung ke kantor untuk bekerja.

Keesokan harinya, 3 Juni 2016, aku menyerahkan hasil USG ke dokter Pd. Alhamdulillah, dokter menyatakan semuanya baik-baik saja. Kecuali satu bagaian dalam tubuhku. Dokter gak bisa menjelaskan panjang lebar, cuma aku dirujuk untuk menemui doker spesialisnya.

Sempat agak lemes juga mendengar pertanyaan dokter. Tapi, lagi....... Tenang, Nur. Semuanya akan baik-baik saja."

Dan besoknya lagi, 4 Juni 2016 aku kembali ke RS (lagi)

Bentar, kalau boleh jujur, Adek bosen, Bang, ke RS mulu!! :(

Oke, lanjut.

Dokter yang aku temui kali ini beda dengan dokter yang sebelumnya. Bukan dokter penyakit dalam. Jadi aku harus menjelaskan lagi A - Z kepada dokter tersebut. Juga mmberikan hasil USG dan note dari dokter Pd.

Setelah konsultasi, dokter bilang tidak perlu khawatir dengan keadaan ini. Insha allah semuanya akan baik-baik saja. Yang penting tetap menjaga kesehatan. Tapi, kalau merasa sakit yang teramat sangat, atau sekitar 6 bulan ke depan, aku harus kembali check up.

Ohiya, alhamdulillah si dokter tidak memberi obat. Aku mulai lelah dengan obat-obatan. Sekarang aku juga sudah mulai putus dengan obat generik. Dan gak mau balikan lagi sama dia!!!

Intinya, sakit itu gak enak. Apalagi tahun lalu, tepat menjelang ramadan juga aku harus rawat inap di RS dengan penyakit yang sama, tipes. Dan menjelang puasa tahun ini, aku harus sekian kali datang ke Rs. Ya allah, semoga cukup ini saja!

Tak mau mengulang untuk ketiga kalinya, aku benar-benar ingin berusaha untuk lebih menjaga lagi kesehatan tubuh. Cukup sakit di waktu lalu. Dan untuk ke depannya, aku harus lebih sehat, sehat dan sehat.

Pun dengan kamu. Jaga kesehatan juga, ya :*

8 comments:

  1. Eh busyet tanggal jadian ama mantan aja masih di ingat yaa hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak inget, kok. Cuma................. *ahsudahlah...:v

      Delete
  2. Jadi ingat diriku saat kena penyakit tipe. Seminggu dirawat. Terlalu banyak pikiran bukan karena salah makan, mikir sang mantan. Ah ternyata sang mantan tidak memikirkan aku. Aku buang jauh jauh dari ingatan. Aku harus sehat, doyan makan resep utamanya. Yang penting makanan bergizi dan minum susu bukan minum baygon.
    Cepat sehat ya ???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantan emang suka bikin masalah ya. Apa masnya yang cari masalah? HAhah......

      Semoga kita selalu sehat!

      Delete
  3. ya ampun nur, lagi sakit pun ingat tanggal jadian sama mantan :/
    Get well soon nur

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu gak inget kok. Cumaaa........
      Jaga kesehatan juga, Mas Fan :D

      Delete
  4. Semoga sehat selalu. Hidup Blogger!

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.
Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya..
Tiada kesan tanpa komentar yang kau tinggalkan. ^,^