Berteman Layaknya Teman, Bukan Mantan

Share:
Ketika hampir semua orang bilang, "Buanglah Mantan Pada Tempatnya", saya malah menyimpan mantan pada tempatnya.
Di mana nyimpannya? Cukup di ingatan aja. Jangan di hati. Kalau di hati, nanti malah baper mulu dan gak move on - move on.


Kalau boleh jujur nih. Jujur, saya gak terlalu suka dengan kalimat, "Buanglah Mantan Pada Tempatnya" itu. Tau sih, maksudnya memang supaya move on, gak inget-inget lagi, dan biarlah dia bahagia dengan yang lain. Tapi, kata "buang" dalam kalimat itu keknya gimana gitu dah.

Saya gak pernah berkata demikian. Karena menurut saya, jika saya mengucap kalimat itu, secara tidak langsung, saya menyuruh orang lain (sebut saja mantan saya) untuk membuang saya. Iyalah. Kita nyebut dia mantan. Nah si orang itu, nyebut kita sebagai mantan juga kan? Mendinglah kalau Mantan Terindah, gak mungkin dibuang.

Bentar. Yang dimaksud di sini adalah Mantan Pacar, ya. Mantan pacar itu apa? Coba tanya penjelasannya sama mantanmu, ya!

Emang sih, kalau dari yang  saya lihat, kebanyakan orang yang bilang demikian itu adalah orang-orang yang gak bisa bersahabat atau punya  "kebencian" dengan mantannya tersebut. Jadilah mereka mengucapkan kalimat itu.
Baca juga: Berakhir Sebelum Dimulai
Sebagai wanita yang alhamdulillah (semoga selamanya) damai-damai aja sama mantan , saya jadi ingat tentang kisah hidup saya bersama makhluk yang bernama mantan itu.

Sejak duduk di sekolah dasar, saya sudah tau tentang pacar-pacaran. Tapi saya baru menjadi pelaku pacaran itu pas duduk di kelas VII atau kelas 1 SMP semester awal.

Sebut saja Iman. Dia adalah laki-laki pertama yang waktu itu menjadi pacar saya. Setelah melewati hubungan yang putus nyambung kurang lebih selama 4 tahun, akhirnya kami resmi putus.

Disela-sela keretakan hubungan saya dengan Iman, saya mengenal Pria bernama Bernad. Bernad adalah teman Iman. Laki-laki yang berbeda keyakinan dengan saya, sekaligus teman dari teman saya. Entah bagaimana ceritanya, kami pun berteman makin dekat dan akhirnya jadian. 

Hubungan yang tidak didasari dengan perasaan memang gak bisa bertahan lama. Apalagi kondisi hati waktu itu masih sayang sama mantan pertama. Baru 2 hari jadian, akhirnya kami putus. Beberapa minggu setelah itu, kami balikan. Lalu akhirnya kemudian putus lagi. Wkwkwk...
Jadilah si Bernad ini adalah mantan kedua saya.

Mengakhiri hubungan dengan Bernad, 1 tahun kemudian, saya menjalin hubungan lagi dengan laki-laki bernama Amal. Namun karena satu dan beberapa hal lainnya, 3 minggu setelah tanggal jadian itu, hubungan kami berakhir dan tak bisa dimulai lagi. Amal, laki-laki yang statusnya mantan ketiga saya.

Karena lelah bermain dengan cinta, akhirnya saya memutuskan untuk gak mau pacaran lagi. Iya, adek lelah, Bang! Ngapain pacaran kalau akhirnya cuma jadi mantan?  
Aku ini tipe setia. Setia sama yang memang udah jadi belahan jiwa. Tapi kalau akunya setia, dianya enggak, aku bisa apa? Hanya bisa setia mencintainya dalam diam saja. Wkwkkw

Setelah putus dari ketiganya, saya menjalani hidup seperti biasanya. Bahkan, hidup saya makin baik-baik aja tanpa ada seorang pacar walaupun kadang kesepian juga. Bebas berteman dengan siapapun, termasuk sama mantan. Iya, berteman dengan mantan

Pasca putus, hubungan kami justru makin harmonis. Kami masih sering bercerita tentang kehidupan kami. Gak lepas juga dari curhatan tentang gebetan  atau pacar barunya si mantan. Kami fun. Tapi entah di hati siapa yang menyimpun cemburu. Mueheheh..

Adakalanya kami saling berbincang-bincang serius maupun becanda. Kadang kala di antara kami juga ada yang menyinggung cerita kami di masa lalu. Tapi bukannya malah canggung lalu marahan atau gimana-gimana, kami malah fine dan tertawa bareng menertawai kami di masa lalu.

Kami masih sering chattingan, ledek-ledekan di media sosial dan berbalas komen. Bertukar cerita, ngasih saran, pendapat, dan yang pasti gak ada saling menghina. Heheh..

Asyiknya, ketiga mantan ini punya basic IT. Ya gitu, kalau ada apa-apa, curhatnya langsung ke mantan. Kadang mantan juga yang bikin problema laptop yang suka error ini jadi oke lagi.  (Tapi ada juga teman dan gebetan yang selalu bantu) Wkwkwkwk

Saya yang suka ngeblog juga suka jadi narasumber ketika ada yang mereka ingin tanyakan.

Kami dekat, dan saling membantu satu sama lain. Kami berteman layaknya teman, bukan mantan. 

Yap, hubungan saya dengan mereka sangat baik. Meskipun gak bisa dipungkiri kalau dengan Iman, saya tidak terlalu dekat seperti ke mantan lainnya. Entah karena saya atau dia yang memang menjaga jarak antara kami.
Tapi, meskipun begitu, pertemanan kami masih baik, kok.

Setelah 4 tahun berhasil berkomitmen untuk gak mau pacaran, tiba-tiba pertahanan itu runtuh karena saya tergoda seorang lelaki. Yap, saya terjebak lagi. Dan na'asnya, hubungan itu kembali berlalu begitu saja. Yap, laki-laki yang saya harap gak akan jadi mantan, ternyata berakhir jadi mantan juga. Muncullah orang ini jadi mantan keempat.

Nah, gimana pertemanan sama yang ini?
Hem.. Alhamdulillah, sejauh ini hubungan kami masih baik meskipun kadang rada canggung juga. Tapi semoga di hari-hari berikutnya, pertemanan kami tetap baik dan makin baik-baik saja.

Kayaknya cukup segitu aja curhatnya.
Inti dari postingan ini adalah, simpanlah mantan pada tempatnya. Silaturahim yang baik itu kadang perlu dimulai dari kita. Siapapun mereka, sesakit apapun luka yang pernah dibuatnya, tetaplah bersikap baik.

Berteman dengan mantan itu adalah bukti kedewasaan.(meskipun sebenarnya aku masih anak kecil). Masih menjalin hubungan dengan mantan atau sering nyebut-nyebut mantan bukan berarti kita gak bisa move on, lho. Ya, meskipun gak bisa dibohongi kalau ada salah satu di antara mereka masih bertahta di dalam hati saya. *halah...

Berteman dengan mantan itu indah. Seindah kita dikelilingi orang yang selalu menyayangi kita. Semoga mereka juga merasakan hal yang sama.

Sekian dan semoga bermanfaat!

Salam dari mantan :v

5 comments:

  1. Kak nuy, saya menyimpan mantan pada tempatnya nih~ nanti kalau ada yang marah gimana dong wkwk

    ReplyDelete
  2. bahayanya kalo temenan sama mantan tuh rawan baper hahaha..
    komunikasi secukupnya, tapi tetap menjalin silaturahmi.
    Bener kata Mbak Nuy, simpan pada tempatnya. DI RAK PALING BELAKANG!

    ReplyDelete
  3. Duh sedih.. aku paling ga bisa ngeliat orang yang aku sayang sekarang cuman bisa jadi temen. Bukan pacar lagi.

    Logikaku ga bisa nerima hahaha

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.
Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya..
Tiada kesan tanpa komentar yang kau tinggalkan. ^,^