Kenapa sifat anak berbeda dengan orangtuanya? Mungkin ini penyebabnya!

Share:
Ibu dan Bapaknya baik, tapi anaknya kok gitu sih? Coba diinget-inget, aku yakin kamu dan aku yang saling menyayangi pasti pernah bertanya-tanya ketika melihat ada anak yang mempunyai sifat berbeda dengan kedua orangtua. Ibunya baik, bapaknya baik. Bukankah seharusnya tuh anak punya sifat yang baik juga?


Buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Pun dengan anak yang dilahirkan kedua orangtuanya. Wajah, sifat dan tingkah laku (seharusnya) gak jauh dari kedua orangtuanya. Tapi nyatanya, ada lho anak  yang tumbuh dengan sifat yang berbeda dengan orangnya.

Misalnya aja gini. Si Bapak dan Ibunya rajin ngaji dan ke masjid. Bahkan di sanalah tempat si Ibu dan Bapak bertemu pertama kali, lalu menikah dan punya si anak tadi. Eh tapi, si anak ini malah punya kepribadian beda dengan orangtuanya. Roboro rajin ngaji dan ke masjid, sholat 5 waktu aja perlu ada perang dulu.

Nah, nah... Kok bisa gitu ya? Apa jangan-jangan tuh anak bukan anak dari emak atau bapak kandungnya? EH, WOY!!! Jangan se'udzon gitu dong. Karena pemikiran itu benar-benar kejuahan. Tapi ya kadang benar juga sih, ini salah satu faktor yang bisa memengaruhi juga.

"Tapi si anu itu emang anak kandung emak-bapaknya, gue kan nyaksiin pas dia lahiran. Tapi kok sifatnya beda jauh begitu sama orangtuanya, ya?"

Oke. Kalau kasus begini emang ada, kok. Bahkan mungkin ini pernah terjadi di lingkungan kalian. Kenapa bisa begitu, ya?

Beberapa kali, aku pernah gak sengaja mendengar pertanyaan terkait masalah ini. Dari yang aku dengar dari pencerahan itu, ada beberapa faktor yang membuat sifat atau kepribadian anak berbeda dengan kedua orangtuanya. Yuk, simak nih!

1. Karena Salah Didikan
Sering kali orangtua tidak sadar kalau apa banyak hal yang mereka ajarkan, perlihatkan, contohkan kepada anaknya itu tidak baik. Anggapan mereka, semuanya baik-baik saja. Dan perlahan, ketidakbaikan itu masuk perlahan kepribadian si anak.

Kebanyakan orangtua juga tidak sadar bahwa menuruti selalu keinginan anak bukanlah hal yang baik. Misalnya, saat anak menginginkan sesuatu; sebut saja mainan, ada orangtua yang rela melakukan segala cara untuk membeli mainan tersebut. Katanya sih kasian kalau gak dibeliin.

Mereka ingin mengerti anaknya, namun tak pernah mengajarkan pengertian kepada anaknya.
Misalnya, saat anak menginginkan sesuatu, dengan mudah orangtua menurutinya. Namun tidak memberi pengertian kepada anaknya seperti; "Nak, ini Ibu dan Bapak lagi punya uang, makanya dibelikan mainan baru. Tapi kalau Ibu dan Bapak gak punya uang, kamu harus ngerti, ya."

Hal spele ini yang menyebabkan anak tidak pengerti keadaan orangtua. Anak sering kali memaksakan kehendaknya, bahkan saat kondisi orangtua tidak memungkinkan. Padahal, kalau sejak kecil sudah diberi pengertian untuk saling memahami kondisi, Insha Allah anak akan lebih baik, sabar dan seperti yang orangtuanya harapkan.

2. Pergaulan
Pergaulan anak jaman sekarang itu emang sukses bikin hati emak-emak selalu was-was. Yang gak cuma ke bapak anak-anak, tapi anak-anaknya juga, lho. Mulai dari hal-hal kecil yang negatif, kejahatan, sampai pada pergaulan bebas dan obat-obatan. 

Emaknya baik, Bapaknya baik, tapi anaknya bergaul sama teman yang kurang bahkan gak baik. Misalnya, temennya para preman yang suka "malakin" warga pinggiran. Gak menutup kemungkinan bahwa anak akan terjerumus ikut seperti teman yang gak baik itu. Makanya, menjaga pergaulan anak itu emang penting banget. Jangan hentinya menasehati mereka untuk fokus pada pergaulan yang baik.

Kalau punya teman penjual minyak wangi, kita bisa kecipratan wanginya, lho. Karena ditawarin suruh beli minyak wangi dia terus. *laaahhh

3. Masa Lalu
Masa lalu yang sudah berlalu memang baiknya tidak usah kita ungkit lagi. Tapi, dengan segala kenyataan yang ada, masa lalu ternyata tetap mengambil perannya juga di masa depan.

Apa hubungannya anak dengan masa lalu? Yang dimaksud di sini adalah masa lalu kedua orangtuanya. Orangtua yang (sekarang) terlihat baik belum  tentu memiliki masa lalu yang baik pula. Sifat anak yang kurang baik kadang bisa disebabkan karena masa lalu orangtuanya yang tidak baik juga. Misalnya aja anak sering bolos saat jam pelajaran di sekolah. Coba Bpk/Ibu ingat kembali ke masa lalu, apakah Ibu atau Bapak pernah melakukan hal yang sama? Nah, jika iya, ternyata sifat buruk ini karena turunan dari orangtuanya sendiri. Jadi jangan heran kalau si anak begitu juga.

Aku jadi ingat ada seorang Blogger yang pernah bercerita bahwa dia sering menasehati anaknya yang senang sekali mengkonsumsi susu kental manis secara berlebihan. Lalu suatu hari dia teringat bahwa dulu, ketika dia kecil, dia juga melakukan hal yang sama seperti yang anaknya lakukan. Mueheheh...

Tapi, meskipun masa lalu punya andilnya di masa depan, jangan terlalu khawatir jika kelak anak akan mengikuti jejak kenakalan/keburukan kita di masa depan. Karena dengan didikan yang baik, nasehat, dan mengajarkan pengertian tanpa bosannya, anak bisa lolos dari sifat turunan keburukan dari orangtuanya dulu kok. Salah satunya juga dengan tidak membuka buka aib kalau dulu Bapak-Ibu sering bolos pas sekolah. Cukup ceritakan masa lalu yang baik-baik aja. Namun bukan berarti menceritakan kebohongan juga, ya. Hehhe

4. Karena yang Haram
Si Ibu beli cabe sekilo. Udah ditimbang pas sekilo, pas penjualnya lagi layanin pembeli yang lain, eh cabenya ditambahin jadi sekilo lebih banyak. Kemudian cabenya dimasak dan buat makan anak-anak. Duh, itu lebihan dari 1 kilo itu termasuk yang haram lho, Bu. Terus yang haram itu dimakan dan masuk ke tubuh anaknya deh. 

Kata mamah Dede, ternyata sesuatu yang haram itu bisa tumbuh dan berkembang menjadi perilaku-perilaku negatif. Bisa jadi penyebabkan kenapa anak tidak baik itu ya karena sesuatu yang haram tumbuh di tubuhnya. Gitu lho yang aku dengar dari ceramah. *uhuks

5. Kurang Doa dan Perhatian
Setiap orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Namun ternyata ada orangtua yang gak mau perhatian sama anaknya. Mau ini mau itu, yaudah, terserahmu aja, Nak. atau, "Dia udah besar, kok. Udah bisa jaga diri sendiri." Bahkan ada pula orangtua yang kurang bahkan tidak pernah mendoakan anaknya.

Kalau dengar dari ceramah-ceramah, selain didikan nyata dari orangtua, keluarga, dan lingkungan sekitar, Doa juga ikut ambil andil dalam pertumbuhan anak. Karena doa adalah "jalur" dimana orangtua meminta segala kebaikan untuk anaknya kepada Tuhan, sang penciptanya.
Percaya gak percaya, kekuatan doa sangat kuat, apalagi doa Ibu untuk anaknya.
***

Meskipun belum menikah dan belum memiliki anak, sedari dini aku belajar untuk mempersiapkan diri bagaimana mendidik anak nanti. Dalam postingan ini, aku berharap bisa jadi catatan penting di masa depan yang bisa aku pelajari.

5 point yang aku sebutkan di atas merupakan hasil rekap dari berbagai sumber penceramah yang pernah aku dengar. Juga dari hasil dari pengamatan sifat atau kepribadian pada Kakak dan anaknya. Hahahah...

Mohon maaf jika ada salah kata.
Semoga bisa bermanfaat :)

Baca juga: Homecare24 - Perawat Panggilan ke Rumah Yang Terpercaya

22 comments:

  1. Wah..bahaya loh bu..ibu.. yg nambahin..tapi blm di izinkan pedagangnya.., kalo aku percaya aja...

    Kadangbada tuh main tambahin aja... Padahal pedagang liat..tapi hati ga rela kali..

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah abhirama plek banget sama emaknya, tapi ya gitu sampe kelakuan jelek emaknya yang males mandi juga ikut nurul ke dia. Bener sih, kadang sifat anak berkaitan juga sama doa. Apalagi pas dari hamil

    ReplyDelete
  3. Banyak faktor penyebabnya, salah satunya pergaulan. Kalau bergaul dengan pedagang parfum pasti ikutan wangi, harus pandai memilih pergaulan agara terhindar dari hal-hal buruk.

    ReplyDelete
  4. bener juga tuh
    ada yg ortunya baik anaknya duuh berbanding terbalik
    tp ada jg yg ortunya selengean..anaknya bagus
    ya mungkin pengaruh didikan dari keluarga lain, sekolah dan pergaulannya yg bagus ya
    moga anak sy menjadi anak yg soleha, udah dimasukin ke sekolah yg baik dan lingkungan rumah jg baik

    ReplyDelete
  5. Setiap anak kadang sama, tapi bisa juga anak beda. Krn pengaruh pola didik dan bagaimana sekitarnya. Semoga yang terbaik ya buat anaknya hehe

    ReplyDelete
  6. Calon ibu yang baik nih, udah nyiapim diri muehheheee... Aku juga sering ikut acara parenting mbak, soalnya jadi orang tua jaman sekarang itu tantangannya gede ya kan.


    Kedua orang tua yang baik emang nggak jaminan anaknya bakal baik, dan memang seringnya yang nggak disadari orang tua adalah pola asuh yang ternyata berkontribusi membentuk perilaku tidak baik si anak.

    ReplyDelete
  7. Intinya kembali ke orang tua juga ya. Entah pola asuh, masa lalu, atau masa kini.

    Dan, yang paling aku khawatirin adalah lingkungan & pergaulan. Ada yang hubungan ortu & anak layaknya sahabat, tapi ujung2nya sifat di luar beda jauh sama kalau di rumah.

    Saat ini, selain ikhtiar maksimal juga pasrahin & titipin anak ke Allah. Karena Allah sebaik-baik penjaga. Doain ya, semoga anakku kelak jangan kayak ortunya, justru harus lebih baik dari ortunya. Aamiin..

    Ortunya masih jauh kualitasnya. Xixi

    ReplyDelete
  8. Aku suka banget bacanya, Nur. Terutama poin satu dan empat, yang suka dilupakan orang.
    Jadi inget beberapa minggu lalu seorang teman ngebahas soal psikolog yang lagi terkenal itu. Ibu psikolog itu bilang, masyarakat kita kalau anaknya kenapa-napa cenderung senang menyalahkan pada 3 hal: orang lain, lingkungan, dan setan. Suka lupa menyalahkan orangtuanya sendiri, padahal justru di situ kuncinya.
    Yang no 4 apalagi, sepele tapi luar biasa ya dampaknya. Kadang kita suka hal-hal kecil yang sebenarnya haram tapi dianggap biasa.
    Semoga suatu saat nanti kita jadi orangtua yang bisa membesarkan anak menjadi ahli surga ya. aamiin

    ReplyDelete
  9. Memang banyak faktor yang bisa mempengaruhi kelakuan anak. Orang tua sudah berusaha sebaik mungkin, tapi kalau lingkungan tak baik, bisa-bisa anak ikut lingkungan. Makanya orang tua harus ekstra dalam mendidik anak agar selalu siap ketika mendapatkan lingkungan yang tidak baik.Soal makanan yang haram, bener banget, itu sangat mempengaruhi sifat anak.

    ReplyDelete
  10. Uwaaaaaw kak nurri istri idamaaaan 😍😍😍😝😝😝

    Ada juga tuh, saudaraku yg dimanjainnya kelewatan. Sampai SMA, dia kalo makan harus menu maunya dia dan harus diantar ke kamarnya oleh ibunya. Kalo minum, kudu teh manis. Kalo mandi, kudu air hangat di bak besar. Hmmm talah.....

    Sedih ya 😢

    ReplyDelete
  11. Terkadang kita luput dgn point no.4 ya, dengan hal-hal kecil yang sebenarnya mengarah pada sesuatu yang haram dan berujung pada keturunan kita

    ReplyDelete
  12. bener juga sih mba, ada banyak faktor yang menyebabkan sifat seorang anak bisa berbeda dengan orang tuanya. tapi kalau menurut saya, faktor lingkungan dan pergaulan itu yang paling bs membuat sifat anak beda dengan orang tua.. misal hidup di pergaulan teman-teman ngerokok, pasti anak tsb ntar juga jadi perokok..

    harus waspada dan pintar dalam mendidik anak

    ReplyDelete
  13. Aduh yang 4 dan 5 serem yaaa.
    Zaman skrng tantangan ortu sangat berat, semoga kita semua mendidik anak2 jd anak sholeh/sholehah bahkan kalau bisa lbh baik dr bapak ibunya aamiin

    ReplyDelete
  14. Paling ngeri kalau dapat makanan haram ya. Emang kelihatan sepele, tapi pas masuk tubuh jd gak berkah. Semoga kita dijauhkan dr itu semua ya

    ReplyDelete
  15. bagi saya sifat anak itu berubah ubah karena faktor lingkungan dan teman sebayanya. Karena, waktu anak masih labil labilnya biasanya sering banget ikut ikutan sama temennya dan akhirnya sifatnya berubah banget deh. Saya begitu soalnya haha

    ReplyDelete
  16. nah itu juga termasuk yg suka icip icip buah di supermarket tuh.. ambil klengkeng segenggam, ambil anggur sengenggam, trus diicip.. eh udah kenyang ga jd beli hahahaah..

    bisa juga masuk yg haram dr situ jg

    ReplyDelete
  17. Karena sikap seorang anak bukan dari siapa orang tuanya, tapi apa yang sang anak liat dan rasakan. Gitu aja sih ya kalo kata aku, tidak tau deh kalo kata mas Anang melihat sikap Aurel sekarang.

    ReplyDelete
  18. emakable banget yaaa kaaak. sudah mempersiapkan diri untuk menjadi ibu dan belajar bagaimana mendidik anak menjadi lebih baik dan tentu saja bisa berguna dan menjaga diri. luar biasa kak. perempuan sebagai calon ibu memang perlu tahu ini

    ReplyDelete
  19. Nah iya mbak, perilaku anak contoh dari perilqku orang tuanya. Yah walaupun gak semua, ada faktor lingkungan, didikan dan pergaulan yang turut mempengaruhi.


    Huhu kalau ingat doa untuk anak, jadi inget almarhum nenek...

    ReplyDelete
  20. Hem, entah kenapa aku merasa hal yang terjadi bisa jadi lebih kompleks. Karena, aku melihat dengan nyata sih bagaimana perbedaan itu terjadi. Ada beberapa poin di atas yang menyangkut hal tersebut. Tapi, selebihnya terlalu kompleks untuk dijelaskan wahaha dan ya, mengetahui tentang parenting sejak dini emang penting banget. Seriuslah, penting banget. Sebab gak ada sekolah untuk jadi orangtua yang baik. Heu.

    ReplyDelete
  21. Nurri anaknya ada berapa? Wkwkwk ... Dibalik salah didikan dll kan enggak ada yang tahu bagaimana anak itu tumbuh dan bagaimana kesulitannya kita dalam mendidik anak. Katanya sih talk is cheap, nanti semoga aja kita bisa mendidik anak kita dengan baik agar lebih baik dari kedua orangtuanya ya.

    ReplyDelete
  22. secara saya masih single, nyimak aja dulu deh..
    tapi kadang saya memang suka bantu teman ngejaga anaknya jadi yang mesti saya pahami harus tahu masa kecil/masa lalu orang tuanya dulu baru bisa memahami anaknya..
    menurut saya sih begitu. CMIIW

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.
Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya..
Tiada kesan tanpa komentar yang kau tinggalkan. ^,^