Kau ingat laki-laki di luar sana yang pernah kau tolak cintanya? Bukankah itu karena alasan yang tepat? Kau ingat mimpimu, kan? Kau menginginkan indahnya sebuah ke-halal-an, bukan pacaran! Lalu kenapa sekarang kau malah menangisi lelaki yang melepasmu dari ikatan itu? Ayolah Prisma, pikirkan satu kali lagi, dan kau akan mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.
Beryukurlah kamu pernah memilikinya. Waktu tak pernah memisahkan kalian berdua. Dia pun tak pernah meninggalkanmu. Hanya saja, kau dan dia tengah diberi pembatas dan jarak. Biarlah dia memantaskan dirinya untukmu kelak. Coba lihat dirimu, Tuhan sedang memberikanmu kesempatan emas untukmu menjadi yang lebih baik lagi. Pun juga dengan dia. Dan satu lagi yang harus kau ingat, jika suatu hari nanti takdir tak seperti yang kau inginkan, percayalah, Tuhan pasti menggantikannya dengan yang lebih baik lagi.
Tak ada yang harus kau resahkan, Prisma! Kau tau betul apa yang harus kau lakukan sekarang. Jalani dan nikmati apa yang kau miliki saat ini. Lagi pula, kau tau kan caranya mencintai dalam diam? Pun jika harus merelakan.....
***
Hari ini, wajahnya tampak lesu. Sepertinya dia tidak bisa tidur semalam. Hari-harinya kemarin pun nampak seperti tidak bermatahari. Mendung. Tidak hujan badai. Namun hanya ada awan hitam dalam langit-langitnya.
Wanita itu bernama Prisma. Wanita sederhana yang sedang mencoba membangkitkan dirinya dari keadaan yang memporak-porandakan hidupnya. Hatinya baru saja terbelah dua karena hubungannya dengan seorang lelaki yang amat dicintainya terhenti begitu saja.
Semua seperti mimpi
Semua seperti mimpi
Kenyataan ini memang terlalu cepat terjadi. Rasanya, baru kemarin dia membangun mimpi-mimpi itu. Tapi tiba-tiba, seperti datang angin topan yang menghancurkan segalanya. Tragis. Kadang Ia ingin mengutuk dirinya sendiri dengan apa yang terjadi sekarang. Apa ini salahnya yang tak pandai dalam bercinta? Ah, entahlah.
Prisma makin diam tatkala hati kecilnya berbisik riuh. Kadang dia berpikir lagi, bisik hati kecilnya itu benar. Tak ada yang harus ditangisi sekarang. Bahkan untuk sekedar bersedih. Tidak. Seharusnya tidak usah begitu. Apalagi menangisi lelaki yang sebenarnya memang bukan siapa-siapanya.
Dia membatin. Sekarang, yang harus dilakukannya adalah bangkit. Bangkit dari reruntuhan mimpi yang sebenarnya amat dia kasihi. Dalam hatinya yakin, untuk bangkit hanya perlu berpikir positif. Berpikir bahwa yang terjadi sekarang adalah sebuah kebenaran. Kebenaran bahwa dia tidak pernah ditinggalkan. Hanya saja, waktu sedang memberinya jeda dalam menggapai masa depannya.
Dia membatin. Sekarang, yang harus dilakukannya adalah bangkit. Bangkit dari reruntuhan mimpi yang sebenarnya amat dia kasihi. Dalam hatinya yakin, untuk bangkit hanya perlu berpikir positif. Berpikir bahwa yang terjadi sekarang adalah sebuah kebenaran. Kebenaran bahwa dia tidak pernah ditinggalkan. Hanya saja, waktu sedang memberinya jeda dalam menggapai masa depannya.
Kenapa namanya Prisma? Nggak Jajaran Genjang? Wqwq.
ReplyDeleteHm, susah ya ternyata bagi dia menahan diri untuk nggak pacaran dan nunggu sampai halal aja. :)
Entah itu nama dari mana, Yog. Hahha
DeleteSemoga bila memang berjodoh, si kakak Prisma dipersatukan dalam bentuk pernikahan, bukan lagi berpacaran. :)
ReplyDeleteAmiin. HIhihi..
Deleteah menunggu kepastian itu ...
ReplyDeleteRasanya sungguh..... ah, gimana, ya. Ihihi
DeleteIngat kalau jodoh pasti tak lari kemana..Semoga cepat bangkit yak :)
ReplyDeleteBenar. Kalau jodoh, pasti kembali lagi.
DeleteSemoga cepat. Hihihi, , Amiin
Ini fiksi apa based on true story nih?
ReplyDeleteFiksi kok, Mbak..
DeleteItu namanya Prisma. Kalau aku kan Nurri 😝😂
Semoga Mbak Prisma ketemu jodoh yg lbh baik, yang lalu lupakan saja, meski pahit tapi obatnya justru cari yg lbh bik :D
ReplyDelete