Hidup Diantara Omongan Orang

Share:
Gue liatin hidupnya baik-baik aja tuh. Instagramnya juga biasa aja. Dia sering upload-upload kayak remaja biasa aja. Kayaknya gak ada rasa penyesalan sedikitpun tuh. Kok ada ya manusia kayak gini? Abis bikin salah, tapi hidupnya tetep tenang-tenang aja. Gak punya perasaan kali ya? - Nitijen +62


Suatu malam, sebuah topik menarik muncul dari salah satu pesan singkat di aplikasi WhatsApp. Tentang seseorang yang tetap baik-baik saja setelah masalah dan kesalahan besar yang ia lakukan. Terlepas dari kesalahan itu di sengaja atau tidak, sebuah penyesalan tetap dipertanyakan.

Aku jadi ingat tentang pemikiranku beberapa waktu lalu. Pertanyaan-pertanyaan itu Persis seperti yang mereka pikirkan juga. Bedanya, aku bertanya dalam hati, sedang mereka (kebanyakan) bertanya dengan ego, yang seolah-olah maha mengetahui segalanya.

Tapi saat menulis ini, aku mulai memahami, mencoba membuat jawaban dan kesimpulan sendiri dari apa yang aku lihat dan mengerti tanpa membela apalagi menghakimi. Ya, di sini aku mencoba memposisikan diri dengan melihat dari berbagai sudut pandang.

Oke. Contoh kasusnya gini:
Ada si A yang melakukan kesalahan; Mencuri.
Saat itu seluruh desa tau dia mencuri uang di sebuah toko. Lalu warga setempat meminta ganti rugi.
Hari itu, masalah selesai.

Beberapa hari kemudian, dia terlihat menjalani aktivitas seperti biasanya. Keluar rumah untuk berpergian, berbelanja ke warung, atau sekedar jalan-jalan mencari angin. 

Respon tetangga yang melihat:
"Itu gak malu apa ya? Pernah ketauan ngambil duit orang, tapi hidupnya kayak biasa aja. Gak nyesel ya? Bukannya diem aja gitu di rumah biar gak malu-maluin."

Yang sebenarnya tidak kita tau.
Apa benar dia tidak tau malu?
Apa benar dia tidak menyesali perbuatannya?
Apa benar hidupnya baik-baik saja setelah dia melakukan kesalahan besar?

Ya, kita gak tau Apa benar dia gak memikirkan kejadian itu lagi?
Kita tidak tau seberapa besar dia menahan malu. 
Kita gak tau Apa benar dia merasa 'biasa aja' ketika ketemu tetangga atau orang luar?
Kita tidak tau Seberapa besar usahanya untuk menjadi lebih baik lagi.

Kita tidak pernah tau bagaimana penyesalan membunuh perasaannya, harinya, tidurnya, hidupnya. Bisa jadi sebenarnya dia ingin menghukum dirinya sendiri, menyendiri dalam ruang gelap. Tapi hidup terus berjalan. Bukankah sebuah percuma jika kita tetap meratapi kesalahan yang lalu? Karena Hidup adalah tentang hari ini, esok dan selanjutnya. Tugas kita adalah membuat hari ini menjadi lebih baik dari kemarin.  

Hidup Diantara Omongan Orang memang tidak mudah. Apa-apa yang keluar dari mulut mereka diluar kuasa kita. Apa yang mereka lakukan juga bukan kendali kita. Ada yang berkata A, padahal yang terjadi adalah B. Sedang sebuah penjelasan kadang hanya percuma.

Hukum karma pasti ada. Kesalahan tetap kesalahan. Tapi maha kuasa lebih berkuasa. Biarlah dia melanjutkan kehidupannya. Biarlah dia tumbuh dan melewati hari dengan lebih baik lagi. Biarlah dia fokus kedepan untuk memperbaiki diri. Karena kita pun pasti pernah melakukan kesalahan juga. Saat dia terus memperbaiki diri dan tidak pernah mengulang kesalahan yang sama, jangan pernah mengungkit masa lalunya.

Bukan. Ini bukan soal membela mereka yang pernah salah.
Tapi hanya sebuah lontaran kata untuk tetap me-manusia-kan mereka yang pernah berbuat salah. 

No comments

Terima kasih atas kunjungannya.
Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya..
Tiada kesan tanpa komentar yang kau tinggalkan. ^,^